Aroma
bawang, tomat, cabe dan terasi yang mengepulkan uap pedas dan harum mampu
membuat saya bersemangat. Tidak sabar rasanya menanti ibu mengangkat bahan
tersebut dari penggorengan lalu menguleknya jadi satu dan meletakkannya di
dalam mangkuk. Kemudian, sisa sambal di cobek tidak disia-siakan begitu saja.
Ibu segera melumuri bekas ulegan sambalnya dengan secentong nasi panas,
mengulegnya sebentar agar merata lalu menyuapi saya dengan sepotong tempe
goreng. Sungguh, sebuah moment masa kecil yang mewah jika saya ingat sekarang.
Sedari kecil
terbiasa dengan makanan pedas, sebagaimana orang Indonesia pada umumnya, maka rasanya tidak sah ya jika makan tanpa
sambal. Seperti ada yang kurang. Untuk sehari-hari, sebisa mungkin saya pasti membuat
sambal. Meskipun hanya membuat sambal goang atau sambal kecap saja yang paling
gampang. Jadi, jangan heran, saat bepergian pun, dari warung ke warung, yang
pertama saya tanyakan adalah sambal. Ada atau tidak.
Apa Sambal Kesukaanmu?
Jujur, saya
tidak bisa mengatakan dengan tepat apa sambal kesukaan saya. Karena, setiap menu
makanan menurut saya berbeda-beda juga padanan sambalnya. Misalnya saja nasi
uduk. Bagi saya, sambal kacang tetap juara rasanya disandingkan dengan nasi
uduk daripada sambal terasi. Begitupun dengan soto, sambal kecap rasanya tidak
tepat jika dipadukan. Saya tidak bisa mengatakan pilihan saya benar ya. Semua
kembali ke favoritnya masing-masing. Saya hanya bisa bilang betapa nikmatnya
sambal saat keringat saya mengucur, telinga saya terbakar dan mulut saya tidak
berhenti ‘ah, uh, ah, uh’ karena kepedasan hehehe...
Bertahun-tahun
nyatanya selera saya tidak berubah juga. Mungkin karena sejak kecil yang
pertama saya kenal adalah sambal bawang buatan ibu maka ketika saya menikmati tiga
varian sambal di HokBen, tetap sambal bawanglah juaranya. Bukti nyata, bahwa
rasa dan kenangan memang tidak pernah bohong. Saling terkait satu sama lain. *Ciieee,
uhuukk
Galau Memilih ; dia, dia atau dia?
Tidak terasa
ini adalah kali ke dua saya diundang HokBEn untuk mencicipi menu barunya. Sesaat
ketika langkah kaki saya menghampiri Store HokBen Kartika Chandra, saya
tertegun menatap banner “Makan HokBen Pake Sambal Indonesia? Sensasinya Dahsyat! Pokoknya
Wajib Coba”.
Apa-apaan ini, biasanya kan makan di HokBen pakainya saus sambal, tapi ini,
koq, sambal? Serius?
Ada tiga sambal yang dapat kita
pilih yaitu sambal bawang khas Jawa, Sambal Hijau khas Minang dan Sambal Matah
khas Bali ; semuanya mewakili cita rasa sambal asli Indonesia. Dan yang
menakjubkan saya, ketiga sambal HokBen teksturnya seperti diuleg dengan cobek
biasa. Bukan halus seperti diblender atau digiling jadi mirip seperti saus. Biji-biji
cabe dan cacahan bawang masih terlihat dan terasa di lidah.
Rasanya? Kalau sambal hijau seperti ada rasa ikan terinya, jadi terasa gurih enak, kalau sambal matah terasa sekali aroma rempah dapurnya yaitu serai. Jika dibandingkan ketiganya, saya akan mengurutkan dari nomor satu favorit saya yaitu sambal bawang diikuti sambal hijau dan yang terakhir sambal matah.
Salah satu
dari ketiga sambal tersebut dapat kita nikmati dengan membeli paket Hoka Suka yang
bercirikan menu khas Indonesia yaitu acar kuning dan kering kentang dengan
paduan makanan Jepang, yaitu :
Hoka Suka 1
: berisi Yakitori Grilled, nasi, kering kentang dan acar kuning (Rp. 49.000,-)
Hoka Suka 2
: berisi Ebi Furai, nasi, kering kentang dan acar kuning (Rp. 58.000,-)
Hoka Suka 3
: berisi Chicken Katsu, nasi, kering kentang dan acar kuning (Rp. 49.000,-)
Dan, kitapun
bisa mengkombinasikan dahsyatnya sambal dengan segala menu yang ada di HokBen
di seluruh gerai HokBen Jawa dan Bali. FYI, setiap sambal yang dikemas dalam
plastik kedap udara dengan sealed yang kuat ini bisa kita beli satuan dengan
harga Rp. 5000,-.
Untuk
membuktikan bagaimana sensasi dahsyatnya sambal HokBen, atas saran pak Zaki
saya mencicipi Chicken Tofu Soup dicampur sambal bawang. Enak sekali. Persis
seperti makan bakso gerobakan yang sambal pedasnya diguyur langsung di kuah
panasnya. Aah, luar biasa rasanya. Pasti lebih enak lagi dimakan saat cuaca
dingin. Jaminnn. The next, saya ingin mencoba sensasi dahsyatnya Beef Teriyaki
dengan paduan sambal hijau. Sabar ya, sayang :P *lirik perut
![]() |
lihat deh, tekstur cabenya masih terlihat ya |
HokBen Blogger Gathering
Dalam peluncurannya
di acara HokBen Blogger Gathering yang berlangsung tanggal 22 Februari 2018
lalu, saya dan teman-teman diberi kesempatan memilih salah satu dari 3 paket
Hoka Suka yang tersedia, dimana dalam menu paket ini ada kuliner khas Indonesia
yaitu kering kentang yang rasa manis pedasnya tidak mendominasi dan acar kuning
yang rasanya crunchy sekali.
Sebagai pelopor
makanan gaya Jepang, gerai HokBen-dulu lebih populer dengan nama Hoka Hoka
Bento-pertama kali berdiri di Kebon Kacang, Jakarta. Lokasi yang prestige
didukung dengan sajian makanan cepat saji bergaya Jepang yang variatif, higinis
dan harga terjangkau membuat resto Japannese Fast Food ini semakin disukai. Terbukti
sampai sekarang HokBen memiliki 350 gerai yang menyebar di Jawa, Bali, Sumatra
dan Kalimantan.
![]() |
ki - ka : Ibu kartina, peserta games memasang Udeng Bali, Pak Sajata, Pak Zaki |
Ibu Kartina
Mangisi Mangisi selaku Communications Division Head HokBen memaparkan, meski
namanya identik dengan Jepang namun rupanya HokBen aseli 100% dimiliki oleh
orang Indonesia. Saat itu, di tahun 80-an bapak Hendra Arifin tertarik mengembangkan
konsep gaya makan ala Jepang karena belum ada yang melirik usaha ini. Berkat
keseriusannya, beliau tidak tanggung-tanggung sampai terbang ke Jepang untuk studi
banding menyesuaikan menu Jepang dengan lidah orang Indonesia. Dan hasilnya,
see...? 😊😊
Saya setuju, menu makanan
di HokBen citarasanya pas sekali dengan lidah orang Indonesia. Ada pedasnya,
ada manisnya, ada asinnya dan ada gurihnya karena sudah disesuaikan dengan
lidah orang Indonesia yang menyukai citarasa tajam. Terlebih lagi, kekuatan
HokBen sehingga disukai masyarakat Indonesia yaitu nasi. Ga sah makan kalau
belum makan nasi, kan? Nah itu dia 😊
Agar selalu
mendapat tempat di hati masyarakat berbagai inovasi pun diluncurkan agar konsumen
semakin mendapat kemudahan dan kenyamanan. Di tahun 2007 diluncurkan Call
Center dan Delivery Service supaya konsumen yang waktunya terbatas dapat
menikmati kelezatan menu HokBen tanpa harus datang ke gerai Hokben. Masih belum
cukup, di tahun 2008 diluncurkan website HokBen sehingga konsumen dapat dengan
mudah memesan online tanpa harus menelpon lagi. Dan di tahun yang sama, agar kepastian
status kehalalan sajian makanannya, mengingat orang Indonesia mayoritas
beragama Islam, HokBen pun mengeluarkan sertifikat halal dari MUI dengan
kategori Excellent atau sangat baik sekali. Dengan adanya sertifikat halal, dapat
menentramkan hati para konsumen.
Senada dengan
ibu Kartina, Bapak Jasata selaku Brand Activation Division Head HokBen
mengatakan, berbagai inovasi yang dilakukan HokBen tidak lain bertujuan agar
masyarakat tidak bosan. Dengan hadirnya sambal asli Indonesia diharapkan
sensasi dahsyat paduan makanan Jepang dan makanan khas Indonesia dapat diterima
dengan baik bagi para konsumen setia HokBen.
Nah, buat
yang tertarik hang out di HokBen, Pak Zaki, Store Manager HokBen Kartika Chandra
menjelaskan, resto HokBen Kartika Chandra memiliki fasilitas yang cukup memadai
mengingat lokasinya yang mudah dicari yaitu di samping Hotel Kartika Chandra
Gatot Subroto Jakarta. Dengan kapasitas 128 kursi, area smoking di dalam dan
non smoking di luar, dipisahkan, sehingga resto HokBen terbilang friendly untuk
anak-anak.
![]() |
Mumpung masih sepi, area parkir HokBen KC langsung diserbu untuk futu-futu :) |
Area parkirnya
pun luas karena ada di pelataran HokBen, sehingga tempat ini rekomend deh untuk family gathering, ulang tahun anak, hang out bareng teman atau meeting dengan relasi. Tidak usah cari-cari titik kumpul lagi. Oiya, menurut
pak Zaki, bagi yang membutuhkan area privat room, di HokBen KC ada di bagian
outdoor jadi tidak bakal terganggu dengan pengunjung lain. Yang terpenting, di HokBen KC juga ada fasilitas wifi untuk menunjang aktivitas
kita. Penting dicatat nih 😊
Mengingat begitu
komplitnya fasilitas HokBen KC, saya pun teringat saat kemarin-marin hunting resto di BSD yang pas untuk meeting santai
komunitas EO yang kakak saya handle (baca postingan saya sebelumnya mengenai tempat meeting santai yang asik). Area smoking resto yang saya kunjungi rata-rata
space-nya kecil. Hanya ada tiga meja saja, artinya hanya cukup untuk 3 pasang kursi.
Bisa dimengerti koq, itu karena keterbatasan lahan dan konsumen perokok memang
semakin berkurang saat ini. Akan tetapi bagaimana jika yang dibutuhkan
space-nya besar karena mayoritas perokok? Bisa apa saya kecuali menuruti
permintaan klien agar dicarikan space yang luas untuk area smoking. Nah, HokBen KC
jodohnya lah. 😊
Untuk info
lebih lanjut :
Instagram :
HokBen_ID
Facebook : Hoka
Hoka Bento
Twitter :
@hokben
Website :
www.hokben.co.id
Wah kalau aku tergoda dengan sambal matah, karena cocok dipoles ke sate lilit-lilitan jepun hihi
BalasHapusHuaaaa, jadi penisirin akuuhh. Next coba ah 😊
Hapusasoooyy, foto aku mejeng di blog-mu.. hihi. keren postinganmu mbak, ngalir banget ceritanya--dan dari awal udh langsung bikin ngiler bin laper. hahahaha. jadi pengen balik lg ke HokBen dan nikmatin sambel2nya dipadu makanan ala Jepang yg endeusss
BalasHapusHahahaha, makasih juga mba sonya, udah mau gegayaan bareng, yuk ah ke hokben, aku lagi pengen borong sambalnya buat jaga jaga kalo ga ada sambal di rumah deh😊
HapusWah,kapan2 nyobain ah..unik juga ya pake sambel bawang,tp dijamin enaklah
BalasHapusga nyangka ya, di Hokben biasanya kan pakai kol dan wortel iris sama mayones tapi ini disandingkan dengan kering kentang, acar kuning plus sambal koq ya enak juga. yuk ah ke hokben mak :)
HapusMajin betah ini majang d HikBen idenya keren , semua orang suka sambal d padu sm menu yg ada
BalasHapusinovatif sekali memang ya hokben. mana kepikiran coba hehehe
HapusHebat ya Hokben, berinovasi mencari selera Indonesia. Belum pernah mencoba sambel-sambelan Hokben. Berarti sudah lama dong aku enggak ke sana? Meluncur segera ...
BalasHapusaku digandeng ya ke hokben #eh wkwkwk
HapusDemen ma menu Hokben dari dulu...
BalasHapusapalagi inovasi yg ini, sensasi menu Jepang disambelin...pedas, hot, trengginas, cadassss !! :D
sambel woooy sambeeelll.. diem diem baee hahahaa..
HapusKapan kapan aq juga pengen coba, penasaran sih soalnya sama sambal tradisionalnya hahaha
BalasHapusjangan kapan kapan dong hehhee
HapusDari ketiga variannya, sambal bawang yg dihokben juga yg paling Saya suka
BalasHapuseh sama dong. tos aahh :)
HapusWaah, ada kering kentangnya juga yaa... boleh juga tuh..., saya sukaaa...
BalasHapusiya, kering kentangnya enak lho pak, pedes manis garing rasanya
HapusMenu Hoka Suka kesukaan aku semua, kering kentang, acara dan sambelnya membuat makan menjadi nikmat
BalasHapusmakin nampol kalao pake sambel ya mak tina..
HapusMantaap semua nih...paling enak emang sambalnya deh. Favorit aku sambal ijo...sayang kemaren ga nyobain supnya. Balik lagi yuukk..
BalasHapushayukkk, aku pengen nyobain lebih dalam lagi nikmatnya sambel ijo hehehe
Hapusaku juga galau memilih.. akhirnya tak cobain semua setelah nyoba pertama sambal matah hihihi.. enak smua!
BalasHapushahahaha, brati besok besok kudu fokus sama satu jenis sambal aja, gimana rasanya tetep juara ga rasanya sekaligus netepin hati, galau lagi ga ya hahaha
Hapusaku memilih sambal hijau yang aman di perut hehehe :)
BalasHapussambal hijau memang paling ngga pedas dari ketiga sambal hokben itu ya nis. amaaan hehehe
Hapuslengkap banget nih jadi sudah ada di cabang Hokben terdekat. meluncur
BalasHapusklo menurut saya rasa sambalnya pas mba, walau cuman dikit tapi bikin kepedasan he he
BalasHapussebagai penduduk Indonesia asli, aku mendukung sambaaaaal di HokBen .. yeaaaay!
BalasHapusAih, penyuka sambal bawang ternyata mbakyu satu ini. Aku sih suka juga, tapi lebih doyan sambal matah sih buat makan pakai ebi furai dan supnya.
BalasHapus